Tempatkan kebodohan pada tempat yang tepat agar bisa memetik manfaatnya
Tempatkan Kebodohan atau ketidaktahuan di tempat yang tepat, agar bisa memetik manfaat dari kebodohan. Tetapi jangan juga jadikan kebenaran bahwa bodoh lebih baik daripada pintar. Pahami bahwa bodoh dan pintar , memberikan kekuatan yang bisa dimanfaatkan asal kita bijak menempatkannya.
Ada sebuah kisah yang dikutip dari buku "The Power Of Negatif Words" Karya Edi Susanto yang dapat menjadi pelajaran. seperti ini kisahnya:
Udin adalah anak kampung lulusan SMA, Ia merantau untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Berbagai pekerjaan pernah dia lakukan, mulai dari kernet bus, tukang ojek, hingga sales. Sampai suatu ketika dia berhasil membuka warung nasi bungkus.
Bram merupakan lulusan Universitas Negeri terkenal di Indonesia. Tidak hanya pintar dia juga lulus dengan predikat cumlaude, Ia menyusun proposal bisnis, melakukan analisis, studi kelayakan bisnis, dan menganalisis lagi. Hasilnya tidak layak, kemudian ia susun kembali, analisis lagi, tidak layak lagi.
Tiga tahun berlalu, Udin telah memiliki 20 warung nasi bungkus dengan keuntungan bersih semalam sebesar Rp 50.000., total ioncome dalam 1 bulan 30 x Rp50.000 x 20 = Rp 30.000.000., Apa yang terjadi dengan si jenius Bram? ternyata dia masih asyik mengotak-atik proposal bisnisnya dan beradu argumen beberapa investor yang ia datangi.
Mengapa dalam rentang waktu yang sama (3 Tahun) Udin yangh "bodoh" mampu menghasilkan 30 juta/bulan, sementara Bram yang jenius hanya menghasilkan proposal bisnis?
Jawabannya karena Udin menempatkan "kebodohannya" pada tempat yang tepat, sementara Bram salah menempatkan kepintarannya.
Udin yang merasa anak kampung , tidak berpendidikan. Dia segera mengambil tindakan dengan apa yang dia miliki (Kesehatan, kemampuan baca, tulis dan hitung) dengan apa yang bisa dilakukan (berdagang). Mungkin dia sering menerima kegagalan. Terapi, ia menerima pelajaran dan mengambil tindakan lagi dengan lebih efektif dan efisien. Prosesnya terus berulang sehingga menjadikan ia pribadi yang berkualitas.
Kepintaran seharusnya digunakan untuk memberikan solusi agar tindakan bisa diambil, bukan untuk menyempurnakan rencana. Mulailah menempatkan Kebodohan atau ketidaktahuan di tempat yang tepat, agar bisa memetik manfaat dari kebodohan. Tetapi jangan juga jadikan kebenaran bahwa bodoh lebih baik daripada pintar. Pahami bahwa bodoh dan pintar , memberikan kekuatan yang bisa dimanfaatkan asal kita bijak menempatkannya.
Semoga bermanfaat!
Post a Comment for "Tempatkan kebodohan pada tempat yang tepat agar bisa memetik manfaatnya"