Bisnis kerajinan tangan // Paper cutting
Paper cutting adalah kesenian yang sudah ada sejak abad keenam Masehi di Cina. Menurut penelitian University of California, Amerika Serikat. Kesenian ini kemudian menyebar ke Asia Barat pada abad kesembilan dan berjlanjut ke Turki pada abad ke-16. Berselang seabad kemudian, bangsa Eropa turut mengembangkan kesenian tersebut
Berbagai gaya kemudian lahir dari kesenian potong memotong kertas (Paper cutting). Kertas dipotong membentuk berbagai hal seperti wajah, motif batik, dan tulisan.
Seniman papercut pertama di Indonesia adalah Dewi kocu wanita cantik yang memulai bisnis Cuteristis sejak awal 2011. Ia menjual karyanya secara komersil, Dewi sudah membuat ratusan buah karya, mulai dari hadiah ulang tahun, pernikahan dengan pola yang beragam.
Dewi mengatakan "saya ingin oran-orang tahu bahwa kita dapat membuat sesuatu yang indah dari bahan yang sederhana yaitu kertas. Itulah sebabnya dia ingin mengangkat seni ke tingkat selanjutnya di media yang baru, Paper cutting.
Dewi memang hanya menggunakan cutter dan kertas art paper. Cutter yang ia gunakan juga cutter biasa yang banyak dijual dipasaran. Hanya saja, cuteer yang dimilikinya memiliki bantalan di area telunjuk, karena intensitas tekanan di area itu cukup tinggi, untuk mengerjakan 1 buah papercutt membutuhkan waktu 3 jam dan harus dikerjakan serapih mungkin, sebab kalau ada yang salah tidak bisa dibenarkan lagi.
Cutter bagi dewi memang bukan sekedar benda biasa. Benda ini sudah diibaratkan seperti pensil yang bisa digunakan untuk menulis, menggambar, dan lain-lain. Singkatnya, seluruh peralatan yang digunakan sangat sederhana dalam membuat paper cutting. Dewi pun tidak pernah mempelajari keterampilan papercutting secara khusus.
Meski begitu, ia mengaku sedari kecil sudah sering menjajal berbagai macam kerajinan tangan seperti menjahit, menyulam, merajut, dan origami. Menurutnya, kemampuan memotong kertas dengan baik ia dapatkan dari kuliah jurusan arsitektur, ia pun terbiasa menggunakan cutter dan mengenal berbagai kertas. Seiring waktu, Dewi mencoba memotong desain-desain yang lebih rumit dan membutuhkan waktu yang lama.
Dalam sebulan ia bisa menghasilkan karya sekitar 40 hingga 70 karya. Untuk membuat satu karya papercutt, hal pertama yang ia lakukan adalah membuat desain dengan bantuan program komputer. Hal ini, adalah bagian tersulit kareana menjadi unsur utama karya. Gambar yang ingin dipotong, dijiplak dan ditentukan bagian-bagian yang perlu dipotong.
Desain papercutt harus dibuat semirip mungkin dengan foto, agar hasil akhirnya bisa dikenali gambar wajah yang dimaksud. Setelah itu, pemotongan bisa dilakukan sesuai desain. Kertas yang sudah dipotong kemudian bisa dimasukkan kedalam bingkai dan bisa menjadi hiasan.
Beberapa karya dewi kocu Cutteristic Paper cutting
Sekian artikel tentang "bisnis kerajinan tangan sederhana// Paper cutting" yang bisa admin sampaikan. semoga bermanfaat dan mampu membuka mata kita semua bahwa untuk memulai bisnis itu tidak ribet. Hanya saja kita harus kreatif dan mampu memanfaatkan peluang. :))
Berbagai gaya kemudian lahir dari kesenian potong memotong kertas (Paper cutting). Kertas dipotong membentuk berbagai hal seperti wajah, motif batik, dan tulisan.
Seniman papercut pertama di Indonesia adalah Dewi kocu wanita cantik yang memulai bisnis Cuteristis sejak awal 2011. Ia menjual karyanya secara komersil, Dewi sudah membuat ratusan buah karya, mulai dari hadiah ulang tahun, pernikahan dengan pola yang beragam.
Dewi mengatakan "saya ingin oran-orang tahu bahwa kita dapat membuat sesuatu yang indah dari bahan yang sederhana yaitu kertas. Itulah sebabnya dia ingin mengangkat seni ke tingkat selanjutnya di media yang baru, Paper cutting.
Dewi memang hanya menggunakan cutter dan kertas art paper. Cutter yang ia gunakan juga cutter biasa yang banyak dijual dipasaran. Hanya saja, cuteer yang dimilikinya memiliki bantalan di area telunjuk, karena intensitas tekanan di area itu cukup tinggi, untuk mengerjakan 1 buah papercutt membutuhkan waktu 3 jam dan harus dikerjakan serapih mungkin, sebab kalau ada yang salah tidak bisa dibenarkan lagi.
Cutter bagi dewi memang bukan sekedar benda biasa. Benda ini sudah diibaratkan seperti pensil yang bisa digunakan untuk menulis, menggambar, dan lain-lain. Singkatnya, seluruh peralatan yang digunakan sangat sederhana dalam membuat paper cutting. Dewi pun tidak pernah mempelajari keterampilan papercutting secara khusus.
Meski begitu, ia mengaku sedari kecil sudah sering menjajal berbagai macam kerajinan tangan seperti menjahit, menyulam, merajut, dan origami. Menurutnya, kemampuan memotong kertas dengan baik ia dapatkan dari kuliah jurusan arsitektur, ia pun terbiasa menggunakan cutter dan mengenal berbagai kertas. Seiring waktu, Dewi mencoba memotong desain-desain yang lebih rumit dan membutuhkan waktu yang lama.
Dalam sebulan ia bisa menghasilkan karya sekitar 40 hingga 70 karya. Untuk membuat satu karya papercutt, hal pertama yang ia lakukan adalah membuat desain dengan bantuan program komputer. Hal ini, adalah bagian tersulit kareana menjadi unsur utama karya. Gambar yang ingin dipotong, dijiplak dan ditentukan bagian-bagian yang perlu dipotong.
Desain papercutt harus dibuat semirip mungkin dengan foto, agar hasil akhirnya bisa dikenali gambar wajah yang dimaksud. Setelah itu, pemotongan bisa dilakukan sesuai desain. Kertas yang sudah dipotong kemudian bisa dimasukkan kedalam bingkai dan bisa menjadi hiasan.
Beberapa karya dewi kocu Cutteristic Paper cutting
cutteristic.com |
cutteristic.com |
cutteristic.com |
cutteristic.com |
Post a Comment for "Bisnis kerajinan tangan // Paper cutting"